by Novia Aisyah
If asked to state what words / sentences do you say to yourself the most, then what do you say the most? Do you mention positive or negative sentences more often? To admit this also takes courage because it makes us open up and dare to admit how good we are to ourselves.
Positive self talk, in fact it is easier to say to others than to yourself.
Positive self-talk vs denial
Sentences that sound beautiful are not always really soothing, you know. Therefore, you may often hear what is popularly called toxic positivity. Positive sentences can be a window for other concerns.
Therefore, it is very important for you to realize the difference between positive self-talk and denial. At first glance, they are like flowers of the same plant. In fact, both have different contexts.
This subtle difference lies in the process of acknowledging feelings. Positive self-talk goes through a process where you don't reject the discomfort that comes, accept it, then observe it. Positive self-talk goes through a slower process before we say anything to ourselves.
The difference with denial is in the process of digesting the discomfort. Denial requires a short process before we say anything to ourselves. Denial seemed more like a leap than to digest the discomfort itself.
What's the example of positive self-talk vs denial?
Positive self-talk encourages us to be able to verbally express what is being felt. For example, your relationship with someone is going badly. When you do positive self-talk, what you do first is to observe and acknowledge what you are feeling verbally, to yourself. Like, "I feel irritated that ..."
Then observe the causes of these feelings, look for the causes, and what should & should not be done. The thing to remember is, in this positive self-talk process, you shouldn't leave bad words to yourself. Just say something that describes it factually and say that you will be fine.
On the other hand, like the meaning of the word itself, denial in self-talking is rejecting or trying to cover up the facts. Still with the same example, when experiencing bad relationships with other people, when doing denials, you will ignore the process of observing the feelings and events that you experience.
You can jump straight to the conclusion, "Ah, I'm too sensitive" or "Maybe I am overreacting" or "He's not really like that, he's actually nice," and utter these lines without making any effort to observe what really is. happen.
What's worse is, denial makes a person accumulate and accumulate feelings of discomfort, until then they break one day. Denial also often makes someone motivate himself or others without the right target. For example, someone named A has a friend who feels very stressed about continuing his work, but denial makes A motivate his friend by, "Come on, you can do it!" Meanwhile, what his friend needs is rest.
Denials often target goals less precisely than true positive self-talk. Therefore, positive self-talk needs to be done mindfully without haste, because both of your mouth and the contents of your head can become your demise.
bahasa
Jika diminta menyebutkan kata/kalimat apa yang paling sering kamu katakan pada diri sendiri, maka apa yang paling sering kamu katakan? Apakah kamu lebih sering menyebutkan kalimat positif atau justru negatif? Mengakui hal ini juga butuh keberanian karena membuat kita membuka dan berani mengakui sudah seberapa baik kita pada diri sendiri.
Positive self talk, nyatanya lebih mudah dikatakan pada orang lain daripada pada diri sendiri. Padahal, yang ada untuk dirimu 24/7 adalah diri kamu sendiri.
Positive self-talk vs denial
Kalimat yang terdengar indah tidak selalu benar-benar menyejukkan lho. Maka dari itulah, kamu mungkin sering mendengar yang populer disebut dengan toxic positivity. Kalimat positif bisa jadi pintu bagi keresahan lain.
Karenanya, penting sekali buat kamu untuk menyadari perbedaan positive self-talk dan denial. Sekilas, keduanya seperti bunga dari tanaman yang sama. Padahal, keduanya punya kontekstual yang berbeda.
Letak perbedaan tipis itu ada dalam proses mengakui perasaan. Positive self-talk melewati proses di mana kamu tidak menolak rasa tidak nyaman yang datang, menerimanya, lalu mengobservasinya. Positive self-talk melewati proses yang lebih pelan sebelum kita mengatakan sesuatu pada diri sendiri.
Bedanya dengan denial adalah dalam proses mencerna rasa tidak nyaman tersebut. Denial membutuhkan proses yang singkat sebelum kita mengatakan sesuatu pada diri sendiri. Denial lebih terkesan seperti lompatan daripada mencerna rasa tidak nyaman itu sendiri.
Contohnya positive self-talk vs denial bagaimana?
Positive self-talk mendorong kita untuk mampu mengungkapkan secara verbal apa yang sedang dirasakan. Misalkan, hubunganmu dengan seseorang sedang memburuk. Ketika melakukan positive self-talk, yang kamu lakukan pertama adalah mengobservasi dan mengakui yang sedang kamu rasakan secara verbal, pada diri sendiri. Seperti, "Aku merasa kesal karena ..."
Lalu mengobservasi penyebab perasaan tersebut, mencari penyebabnya, dan apa yang perlu & tidak perlu dilakukan. Yang perlu diingat adalah, dalam proses positive self-talk ini, kamu tidak boleh meninggalkan kata-kata jahat pada diri sendiri. Cukup katakan sesuatu yang mendeskripsikan secara faktual dan katakan bahwa dirimu akan baik-baik saja.
Sebaliknya, seperti arti kata itu sendiri, denial dalam self-talking adalah menolak atau berusaha menutupi fakta-fakta yang ada. Masih dengan contoh yang sama, ketika mengalami hubungan yang buruk dengan orang lain, ketika melakukan denial maka kamu akan mengabaikan proses mengobservasi perasaan dan kejadian yang kamu alami.
Kamu bisa saja langsung melompat pada kesimpulan, "Ah, aku terlalu sensitif" atau "Mungkin aku yang memang berlebihan" atau "Dia sebetulnya tidak seperti itu, dia sebetulnya baik," dan mengucapkan kalimat-kalimat ini tanpa ada upaya untuk mengobservasi apa yang sebetulnya terjadi.
Yang lebih buruk adalah, denial menjadikan seseorang semakin menumpuk dan menumpuk perasaan tidak nyaman, hingga kemudian pecah di suatu hari. Denial juga sering menjadikan seseorang memotivasi dirinya atau orang lain tanpa sasaran yang tepat. Semisal, seseorang bernama A mempunyai teman yang merasa sangat stres untuk melanjutkan pekerjaan, tapi denial membuat A memotivasi temannya itu dengan cara, "Ayo semangat, kamu pasti bisa!" Sementara yang dibutuhkan temannya adalah istirahat.
Denial seringkali menyasar tujuan dengan kurang tepat dibandingkan positive self-talk yang sesungguhnya. Karena itu, positive self-talk perlu dilakukan secara mindful tanpa tergesa, karena mulut dan isi kepalamu dua duanya bisa jadi harimau untuk diri sendiri.