Bebas Jerawat dengan Food Diary

Udah capek coba produk ini itu, tapi jerawat nggak ilang-ilang juga? Udah coba macam-macam treatment, tapi masalah kulit selalu balik lagi? Ini saatnya kamu ubah perspektif dan ubah fokusmu, dan mulai atasi masalah kulit dengan tuntas hingga ke akarnya dengan membuat food diary!

 

Dengan mengusung pendekatan holistik, Skin Dewi percaya bahwa semua yang kita konsumsi bisa mempengaruhi kondisi kulit. Banyak klien Skin Dewi yang memiliki masalah kulit karena reaksi terhadap makanan atau minuman tertentu. Reaksi terhadap makanan ini bisa muncul dalam 2 bentuk, yaitu alergi atau food sensitivity (sensitivitas terhadap makanan).

 

Alergi adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu substansi yang dianggap berbahaya. Alergi terhadap makanan dapat diketahui secara spesifik dengan melakukan tes alergi atau yang disebut IgE (Immunoglobulin E)

 

Food sensitivity tidak berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, tapi lama kelamaan bisa menimbulkan reaksi walaupun tidak alergi. Food sensitivity dapat diketahui secara spesifik dengan melakukan tes IgG (Immunoglobulin G). Jadi, kadang walaupun kita nggak alergi terhadap sesuatu, kita tetap bisa memiliki reaksi terhadap makanan tertentu.

 

Dari tes IgE atau IgG tersebut, kita bisa mengetahui trigger food (makanan pemicu) yang menyebabkan munculnya masalah kulit tertentu, seperti jerawat. Namun melakukan tes-tes tersebut biasanya memakan biaya yang cukup besar. Cara mudahnya, kamu bisa mulai perhatikan makanan apa yang dikonsumsi sehari-hari dengan membuat food diary!

 

Dalam food diary, catat apa saja yang kamu makan pada pagi, siang, dan malam hari (termasuk snack/makanan ringan). Kemudian catat juga bagaimana kondisi kulit dan mood-mu setelah memakan makanan tersebut.

 

Tabel Food Diary

 

Berikan penjelasan yang mendetail dalam food diary. Misalnya, menu makan siangmu adalah ayam. Tuliskan ayamnya diolah dengan cara apa? Pakai bumbu apa saja? Kadang, kita bisa saja bereaksi terhadap bumbu yang digunakan, bukan terhadap makanan intinya. Kalau makan buah, catat juga buah apa, porsinya seberapa banyak? Porsi juga mempengaruhi, kadang makan sedikit saja tidak bereaksi, tapi saat makan banyak baru bereaksi. Jadi, catat semendetail mungkin, ya!

Food diary bisa bermacam-macam bentuknya. Kamu bisa menggunakan tabel seperti pada ilustrasi di atas, mendokumentasikan makanan dengan cara difoto, hingga posting di media sosial! Pokoknya, yang penting kamu membangun kebiasaan mencatat makanan apa saja yang dikonsumsi.

 

Setelah terbiasa mencatat dalam food diary, mulailah amati pola yang terbentuk. Bagaimana kondisi kulit dan mood setelah makan? Mencatat makanan yang dikonsumsi nggak bisa hanya dilakukan sekali atau dua kali, tetapi harus dalam jangka waktu tertentu–seperti dua minggu atau satu bulan–untuk dapat melihat polanya. Dari pola tersebut akan terlihat korelasinya, makanan apa yang menyebabkan masalah kulitmu?

 

Contohnya, ada beberapa makanan yang umumnya memicu masalah kulit, seperti dairy, gluten, telur, santan, kopi, kacang-kacangan, serta biji-bijian. Apabila kamu memiliki masalah jerawat yang besar-besar dan merah-merah, itu mengindikasikan adanya inflamasi atau peradangan. Hal ini menunjukkan adanya organ di dalam tubuh yang juga terinflamasi, dan biasanya juga disebabkan oleh makanan yang kita konsumsi. Peradangan kemungkinan besar disebabkan oleh gula. Coba perhatikan konsumsi gula kamu, apakah ada gula tersembunyi yang ada dalam makanan yang kamu konsumsi sehari-hari? Gula yang tersembunyi atau hidden sugar ini bisa ada di minuman beralkohol, nasi, hingga buah. Pastikan kamu tidak mengkonsumsinya secara berlebihan, ya!

 

Berbekal data yang kamu kumpulkan dalam food diary, mulailah langkah untuk memperbaiki kondisi kulitmu dengan melakukan detoks dengan cara berikut:

 

  1. Lihat pola yang terbentuk dalam food diary-mu. Psst, kamu bisa saja memiliki lebih dari 1 jenis makanan yang memicu sensitivitas, lho!

 

  1. Lakukan proses eliminasi dengan cara berhenti mengkonsumsi makanan tersebut selama minimal 1 bulan. Setelah itu, perhatikan kondisi kulitmu, apakah menjadi lebih baik? Jika ya, maka ini menunjukkan bahwa makanan tersebut benar-benar merupakan trigger food kamu. Kamu bisa kok mulai mengkonsumsi makanan tersebut lagi, dengan cara memasukkan kembali makanan tersebut secara perlahan-lahan ke dalam pola makanmu. Misalnya, kamu memiliki 6 trigger food. Coba masukkan kembali makanan-makanan tersebut dalam menu makananmu satu per satu.

 

Jangan lupa ya teman-teman, memperbaiki kulit itu nggak hanya dilakukan dari luar dengan cara rajin skincare-an aja. Kita juga perlu perhatikan apa aja sih yang kita konsumsi setiap hari, apakah sudah seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita?

 

Skin Dewi percaya bahwa semua orang bisa mendapatkan kulit yang lebih sehat dengan cara yang holistik. Bingung mulai dari mana? Yuk konsultasi GRATIS bersama tim kami sekarang di sini!